jump to navigation

Definisi Akhlaq Januari 13, 2010

Posted by akhlaqsalaf in Definisi Akhlaq.
Tags: , , , , , , , , ,
add a comment

Insya Allah kita akan belajar akhlaq yang menjadi perangai para salaf ash shaleh. Mulai dari Uswah kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, berlanjut kepada Khulafaur Rasyidin, tiga generasi utama dan para imam yang mengikuti mereka dengan baik. Mudah-mudahan Allah berkenan mengumpulkan kita kelak bersama mereka. Amiin.

Berikut ini kita mulai dari pengertian Akhlaq menurut bahasa..

1. Definisi Akhlaq menurut Etimologi.

Al-Akhlak merupakan bentuk plural dari al-khuluq yang digunakan untuk mengistilahkan sebuah karakter dan tabiat dasar penciptaan manusia. Kata ini terdiri dari huruf kha-la-qa yang biasa digunakan untuk menghargai sesuatu.

Imam Ar-Raghib menyatakan, “Pada dasarnya kata Al-khalqu, al-khulqu, dan al-khuluqu memiliki makna yang sama. Namun, al-khalqu lebih dikhususkan untuk bentuk yang dapat dilacak panca indra, sedangkan al-khuluqu dikhususkan untuk kekuatan dan tabiat yang bisa ditangkap oleh mata hati.

Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa berfirman,

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al-Qalam[68]: 4).

Akhlak mulia didalam ayat ini, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Ath-Thabari, bermakna tata karma yang tinggi; yaitu tatakrama Al-Qur’an yang telah Allah tanamkan  di dalam jiwa Rasul-Nya. Tata karma ini tercermin melalui Islam dan ajarannya. Makna ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas –radliyallahu ‘ahnuma- yang ketika itu menjabarkan makna dari ayat,

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung,” dengan berkata, “yaitu memeluk kepercayaan yang agung, dalam hal ini ialah Islam.”

Mujahid (seorang tabi’in) mengatakan hal serupa dalam menafsirkan firman Allah ‘Azza wa Jalla tersebut. Ia berkata, “yaitu beragama yang agung.”

Imam Junaid Radhiyallahu’anhu menerangkan bahwa akhlak Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam dikatakan umat terpuji karena beliau hanya mengedepankan ajaran Allah.

Disamping itu, ada juga ulama yang berpendapat bahwa Akhlak Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam dikatakan terpuji karena beliau memiliki potensi semua budi pekerti yang baik. Hal ini tersirat dari hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق

“Sungguh aku di utus untuk menyempurnakan budi luhur.” (HR Muslim).

Imam al Mawardi -rahimahullaah- berkata bahwa lafadz وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ dapat dipahami memiliki tiga makna berikut ini:

  1. Adab yang di agungkan Al-Qur’an.
  2. Agama Islam.
  3. Budi luhur. Makna inilah yang lebih mendekati makna lahiriyah ayat.

Mengenai hal ini, Fairuz Abadi berkata, “Ketahuilah! Komponen utama agama Islam adalah akhlak. Jika seseorang memiliki akhlak yang lebih baik dari pada akhlakmu, berarti dia lebih tinggi derajatnya daripada dirimu dalam hal agama. Akhlak yang baik ini berdiri diatas empat pondasi, yaitu kesabaran, keberanian, keadilan, dan kesucian.”

Fairuz Abadi juga menyebutkan bahwa keempat pondasi tersebut saling menyeru akhlak sehingga dapat membawa sang pemilik akhlak untuk menerapkan akhlak mulia lainnya.

Dengan kesabaran, misalnya, seseorang dapat melatih diri untuk ditempa menahan emosi, menyingkirkan bahaya, bersikap waspada dan hati-hati, lemah-lembut dan santun, serta tidak tergesa-gesa dan sembrono. Disebutkan juga bahwa sikap tidak berlebihan dalam segala hal merupakan asas utama dari keempat akhlak mulia ini.